mantra Veda

SPIRIT MANTRA VEDA

oleh : Gede Agus Budi Adnyana,S.Pd.B.,M.Pd.H

          Dalam banyk hal, mantra Veda tidak hanya memberikan sebuah hal yang bersifat mistisme atau metafisika, tetapi juga fisika dan ilmu alam lainya. Berikut ini kutipan beberapa mantra yang terkait dengan bahasan bab sebelumnya:

Krsnam niyaanam harayah suparna

Apo vasaana divam ut patanti

Ta aavavrtran saadanaad rtasyad

Id ghrtena prthivi uy udyate

“Burung-burung itu berwarna keemasan, mereka terbang sampai ke surga. Mereka juga terbang di perairan, sekali lagi mereka turun dan seluruh Bumi dibasahi dengan kemakmuran mereka” (Reg Veda. I. 164. 47)

          Ada sebuah semangat kedirgantaraan yang tersirat dalam mantra di atas, dan mantra ke 48, lebih di maknai dengan difinisi yang lebih mekanis kembali.

Dvadasa pradhayas cakram ekam

Trini nabhyaani ka u tac ciketa

Tasmin saakam trisata na sankavo

Rpitah sastir na calaacalasah

“Terbang ke angkasa dengan menggunakan api dan air yang mengandung 12 pilar. Satu roda dengan tiga mesin, 300 porosnya dan terdiri dari 60 instrumen” (Reg Veda.I. 164. 48)

          Inti dari sebuah energi disebutkan di sini dalam difinisinya sebagai api. Prof. Dr. Made Titib sendiri menyatakan bahwa api merupakan penggerak mesin, memperbaiki kualitas suatu unsur, memancarkan gelombang dan mudah diperoleh(2006:600). Jadi pemisahan dan analisis Fisika, api memegang peranan penting:

Agnim yanturam apturam

Rtasya yoge vanusah

“Api adalah pengawas dan aktif. Ia digunakan para ahli untuk menganalisis fisika (penguraian atau pemisahan secara ilmu-alam” (Reg Veda. III. 27. 11)

         

Rtasya presaa

Rtasya dhiitih

“Api memiliki kemampuan untuk mengirimkan (transmisi) dan menerima” (Reg Veda. I. 68. 5)

          Api merupakan sebuah hal yang fundamental dalam agama Hindu, bahkan ia dinyatakan sebagai listrik. Air juga merupakan hal yang sama, dalam beberapa hal, ilmu alam akan berbicara masalah dua kompenen yang utama ini, api dan iar. Dalam kitab Veda sendiri, air dinyatakan dapat menghasilkan sebuah listrik.

Tam apo agnim

Janayanta maatarah

“Listrik dihasilkan dari air yang seperti induk (ibu)

                                                          (Reg Veda. X. 91. 6)

Atharva tva prathamo

Nir amanthad agne

Tvam agne puskarad adhi

Atharva nir-amanthata

“Atharvan adalah maharesi yang pertama, yang membangkitkan tenaga listrik dari kolam-kolam air dengan mengaduk-ngaduknya” (Yajur Veda. XI. 32)

          Maksudnya adalah bahwa air dapat dipergunakan sebagai pembangkit listrik. PLTA merupakan contoh dari mantra Veda ini. Vimana juga demikian, dalam beberapa hal, air tidak dapat dipisahkan dari burung mekanik yang ada di jaman Ramayana dan Mahabharata ini. listrik secara transedental yang direfleksikan ke benda-benda yang dibuat terbang oleh kekuatan yogi inipun menggunakan api sebagai pengendali utamanya.

Udgrabhena-udagrabhit

Nigrabhena-adharaan akah

“Listrik dengan kekuatan daya angkatnya mengangkat benda-benda dan dengan kekuatan daya nya menurunkan benda-benda” (Yajur Veda. XVII. 63)

          Semangat dirgantara sudah ada sejak Veda di kumandangkan. Dengan demikian kita dapat memastikannya, bahwa perjalanan udara itu ada dalam peradaban Veda. Berikut beberapa mantra-mantra Veda yang menggambarkan perjalanan udara dan berbagai macam mekanik lainnya:

Vaataanam yantraaya rtuunaam

Yantraaya disam yantraaya

Te jase yantraaya

“Alat-alat mekanis tertentu dipakai untuk mengambil keuntungan dari udara, musim, arah dan cahaya”

                                                          (Taittiriya Samhita.I.6.1.2)

          Jadi dalam mantra di atas, perjalanan udara sudah ada lewat udara dengan memperhitungkan musim, dan arah angin saat terbang mengudara. Sebab dalam Vaimanika sastra sendiri dinyatakan musim yang berbeda akan membawa arah angin yang berbeda. seorang pengemudi Vimana harus memperhatikan hal itu dalam mengudara.

Daivim navam svaritram anagasam

Aravantim aa ruhema svastaye

Sataritram satasphyaam

A cchidraam paarayisnum

“Semoga kami melakukan perjalanan dengan kendaraan kedewaan yang memiliki seratus penggerak, seratus kemudi, yang tidak memiliki kerusakan dan lobang-lobang”

                                                (Taittiriya Samhita.I.5.11.6)